21 April 2013

Habibie: Pesawat N250 terbang lima tahun lagi


Mantan Presiden RI Baharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab dipanggil BJ Habibie mengatakan pesawat N250 yang proyeknya sempat terhenti di tengah jalan merupakan salah satu pesawat terbaik.

"N250 is still the best," kata Habibie di sela-sela open house menyambut Hari Raya Idul Fitri 1433 H di kediamannya di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta, Minggu (19/8).


Habibie mengatakan pesawat tersebut akan dapat terbang dalam lima tahun ke depan dengan perubahan rancangan pesawat yang serba digital. "Kami akan 'redesign' (desain ulang) pesawat, salah satunya mesin. Ini perlu karena ada gap teknologi kurang lebih 20 tahunan," ujar pemilik 46 paten di bidang Aeroneutika itu dikutip antara.

Pada Sabtu lalu (11/8/12) dilakukan penandatanganan proyek pengembalian dan penyelesaian kembali pesawat N250 yang sempat terhenti.

Habibie mendirikan PT Regio Aviasi Industri (RAI). PT tersebut didirikan dua perusahaan swasta, PT Ilhabi milik putra sulungnya, Ilham Akbar Habibie, yang memegang saham 51 persen dan PT Eagle Capital milik Erry Firmansyah yang memegang saham 49 persen.

Di perusahaan tersebut Habibie menjadi Ketua Dewan Komisaris. Pesawat N250 pada 17 tahun lalu sempat direncanakan untuk mendapatkan sertifikat Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2000, namun kemudian terhenti.

Habibie mengatakan berencana mendapatkan sertifikat tersebut dalam lima tahun mendatang.

Dalam Open House yang digelar oleh Habibie, tampak hadir pula politisi Akbar Tandjung dan Hamzah Haz dan sejumlah masyarakat umum. Wakil Presiden Boediono juga tampak hadir.

DIAMBIL DARI http://www.merdeka.com/

18 April 2013

Pesawat Terbang Jabiru J430 Buatan Pelajar SMK di Jakarta



Pesawat Terbang Jabiru J430 Buatan Pelajar SMK di Jakarta. Siswa SMK di Surakarta boleh bangga dengan mobil Kiat Esemka-nya. Namun pelajar SMK di Jakarta juga tak kalah canggih. Mereka bisa merakit pesawat ringan sendiri. Ya, saat ini siswa SMKN 29 Penerbangan Jakarta sedang melakukan penyelesaian pesawat eksperimental yang mereka beri nama Jabiru J430. Prestasi membanggakan kembali diukir para pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di DKI Jakarta.

Jabiru J430 Buatan Pelajar SMK
Meski industri pesawat nasional tengah mati suri, namun para pelajar SMK 29 Jakarta atau dulu lebih dikenal sebagai STM Penerbangan mampu merakit pesawat Jabiru J 430 bermesin tunggal dengan piston enam silinder. Ahmad Budiman, guru aircraft system menjelaskan, perakitan sudah dimulai sejak September 2011.

”Kita mulai perakitan sejak September. Tapi awalnya kita sudah mulai sejak 2008 rencana,” ujarnya ketika ditemui Indopos di sekolahnya di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin (6/1).

Awalnya, ungkapnya, pihaknya meminjam dari FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) untuk LKS, para siswa turut merakit hanya saja belum secara penuh. ”Kalau sekarang kita dari awal sekali ya, dari komponen-komponen kemudian kita rakit jadi pesawat,” tukasnya. Pihaknya juga melakukan modifikasi dibeberapa titik badan pesawat. Yang diubah dan dimodifikasi adalah, pertama, penambahan bilah penutup celah antara sirip pesawat dan sayap utama.

Kedua, memperkecil jarak elevator dan stabilisator horizontal pada bagian ekor pesawat. Penambahan lapisan dempul untuk memuluskan penutup pengendali pesawat yang terletak di ekor pesawat juga dilakukan. Keempat, penutupan cekungan pada perut pesawat menggunakan material komposit ditambah lapisan dempul agar permukaan menjadi mulus. Dan kelima adalah mencopot corong ventilasi udara pada bagian depan pesawat agar mengurangi hambatan udara. Diaerodinamik. Sehingga kecepatan yang dihasilkan anak-anak ini lebih cepat daripada rakitan pabrik,” jelasnya.

Saat ini, proses perakitan pesawat telah mencapai 95 persen dan diprediksi pada akhir Januari nanti akan rampung. Pesawat Jabiru ini memiliki panjang delapan meter dengan lebar bentang sayap mencapai 10 meter. Adapun bobot pesawat memiliki berat sekitar 200 kilogram. Pesawat ini memiliki empat tempat duduk. Pesawat ini memiliki kapasitas tangki 141 liter, diatas 135 liter dan di kursi belakang ada tangki cadangan sebanyak enam liter. Hebatnya bila pesawat biasanya menggunakan avtur si Jabiru ini menggunakan bahan bakar Pertamax.

”Pesawat ini lebih irit dibanding pabrikan,” katanya. Para pelajar yang merakit pesawat ini mulai dari kelas satu hingga kelas tiga dari jurusan Air Frame dan Power Plant. Sejauh ini, SMKN 29 ini merupakan satu-satunya sekolah di Jakarta yang berhasil merakit pesawat. ”Sebenarnya Jabiru sudah bisa terbang, tinggal finishing, seperti pengecatan, dan pemasangan aksesori lainnya,” tandasnya. Saat ini para siswa SMKN 29 ini sudah mampu membuat sebagian kecil komponen pesawat seperti panel horizontal, stabilizer dan engine cowling dan juga sudah mampu membuat pesawat meskipun sebagian besar komponen masih harus diimpor. 
HEBATKAN PUTRA PUTRI BANGSA INDONESIA

DI AMBIL DARI http://www.iklanjawapos.net/

17 April 2013

INDONESIA MEMBUAT PESAWAT TEMPUR SENDIRI



 PT Dirgantara Indonesia (DI) dan BUMN tengah merancang pesawat tempur sendiri. Rancangan pesawat tempur buatan Indonesia tersebut sedang menunggu proses penyempurnaan, dan kira-kira membutuhkan waktu 11 tahun. Rancangan pesawat tempur buatan Indonesia tersebut dikabarkan bernama Indonesia Fighter X (IFX).
 
“Namanya IFX, yakni Indonesia Fighter X. Jadi X itu nanti nama seri tersendiri,” ujar Vice President Corporate Communication PT DI,  Sonni Ibrahim pada acara Airshow The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition, Malaysia, Kamis 28 Maret 2013.
 
Sonni juga menjelaskan, penyelesaian pesawat tempur buatan Indonesia ini telah memasuki tahap II. “Proyek ini dimulai sejak 2010, sekarang sedang memasuki tahap II, yakni Go no Go,” tuturnya.
 
Sonni menjelaskan untuk menyelesaika proyek ini, setidaknya harus melalui empat tahapan. “Tahapan I Teknologi and Development. Tahap ini sudah selesai pada Desember 2012. Lalu Tahap II Go no Go, saat ini kita di tahap ini. Tahap III, yaitu Enginering Development, Protipe dan Sertifikasi dan tahap terakhir produksi. Semuanya ini memakan waktu 11 tahun, dan Indonesia akan punya pesawat tempur buatan sendiri,” jelasnya. (TM)


INFO DI AMBIL DARI http://hatta-rajasa.info/


CN-212

UAE C-212.JPEG
CASA C-212 Aviocar adalah sebuah pesawat berukuran sedang bermesinturboprop yang dirancang dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan militer. Pesawat jenis ini juga telah diproduksi di Indonesia di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia. Bahkan pada bulan Januari 2008, EADS CASAmemutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT. Dirgantara Indonesia di Bandung.[1] PT. Dirgantara Indonesia adalah satu-satunya perusahaan pesawat yang mempunyai lisensi untuk membuat pesawat jenis ini di luar pabrik pembuat utamanya.


Sejarah

Pada akhir 1960-an, Angkatan Udara Spanyol masih mengoperasikan pesawat kuno Junkers Ju 52 dan Douglas C-47. CASA merancang C-212 sebagai alternatif modern, prototipe pertama terbang pada 26 Maret 1971. Pada 1974, Angakatan Udara Spanyol memutuskan untuk membeli C-212 untuk memordenisasi armadanya.
Ketika maskapai penerbangan sipil melihat keberhasilan tipe ini pada operasi militer, CASA membuat versi komersial sipil yang dikirim pertama kali pada bulan Juli 1975. Sampai 2006 masih tercatat beberapa pesawat ini masih operasional di seluruh dunia termasukMerpati Nusantara Airlines untuk jalur perintis di Timur Indonesia.

Varian

Ada beberapa varian C-212, mereka adalah:

Seri 100

  • C-212A - versi produksi militer orisinal. Dikenal juga dengan C-212-5C-212-5 series 100M, dan oleh Angkatan Udara Spanyol sebagai T-12B and D-3A (untuk pesawat medevac) diproduksi 129 buah
  • C-212AV - versi transportasi VIP, T-12C
  • C-212B - 6 C-212A pra-produksi dikonversi untuk misi photo-reconnaissanceTR-12A
  • C-212C - versi sipil orisinal
  • C-212D - 2 C-212A pra-produksi dikonversi untuk keperluan pelatihan navigasi, TE-12B.
  • NC-212-100 - Diproduksi di bawah lisensi di Indonesia sejak 1976, PT. Dirgantara Indonesia memproduksi 28 NC-212-100 sebelum beralih ke NC-212-200.

Seri 200

Versi lebih panjang dengan mesin baru diperkenalkan pada tahun 1979. CASA C-212-200 juga populer sebagai pesawat skydiving, dikenal karena mempunyai kapasitas besar, menanjak dengan cepat dan pintu keluar belakang yang besar.
  • C-212 seri 200M - versi militer; dikenal juga dengan nama T-12D di Spanyol dan Tp 89 untuk Angkatan Udara Swedia. SpesialisASW dan maritime patrol aircraft juga diproduksi untuk versi ini.
  • NC-212-200 - C-212-200 - dibuat di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia.

Seri 300

Versi produksi standar mulai dari tahun 1987. Dilengkapi winglet untuk performa lebih baik.
  • C-212-M seri 300 atau Seri 300M - versi militer
  • C-212 seri 300 airliner - pesawat regional 26 kursi
  • C-212 seri 300 utility - versi penggunaan sipil 23 kursi
  • C-212 seri 300P - versi penggunaan sipil dengan mesin Pratt & Whitney Canada PT6A-65

Seri 400

Versi yang sedikit lebih besar, pertama kali terbang tahun 1987. Kode militer Amerika Serikatnya adalah C-41

Spesifikasi (Seri 300M)

Ciri-ciri umum

    Garrett AiResearch TPE-331 Engine.JPG
  • Kru: Dua pilot
  • Kapasitas: sampai 20 pasukan, 12 liter, atau kargo 2.820 kg
  • Panjang: 16,15 m
  • Bentang sayap: 20,28 m
  • Tinggi: 6,60 m
  • Area sayap: 41 m²
  • Berat kosong: 4.400 kg
  • Berat isi: kg ( kg)
  • Maksimum Takeoff (MTOW): 8.000 kg
  • Tenaga Penggerak: 2x Garrett AiResearch TPE-331-10R-513C, masing-masing 690 kW (925 shp)

Performa

Turboprop cutaway.jpg
  • Kecepatan maksimal: 370 km/j (230 mpj)
  • Jarak: 1.433 km (895 mil)
  • Ketinggian maksimal: 7.925 m (26.000 kaki)
  • Daya tanjak: 497 m/menit (1.630 kaki/menit)
  • Wing loading: kg/m² ( lb/kaki²)
  • Power/berat: kW/kg ( hp/lb)

Persenjataan

Sampai 500 kg (1.100 lb) senjata pada 2 cantelan. Biasanya, pod senapan mesin atau peluncur roket.

Operator militer

  • Afrika Selatan
  • Amerika Serikat
  • Angola
  • Argentina
  • Bolivia
  • Myanmar
  • Chad
  • Chili
  • Djibouti
  • Guinea Khatulistiwa
  • Guinea
  • Ghana
  • Indonesia
  • Kolombia
  • Lesotho
  • Meksiko
  • Nikaragua
  • Panama
  • Paraguay
  • Perancis
  • Portugal
  • Spanyol
  • Swedia
  • Sudan
  • Suriname
  • Thailand
  • Uni Emirat Arab
  • Uruguay
  • Venezuela
  • Yordania
  • Zimbabwe                                                                    SELENGKAPNYA DI WIKIPEDIA.ORG


CN-295


Pesawat Terbang NC 295 ini merupakan produk kolaborasi dan kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Airbus Military (AM). Pesawat ini merupakan pesawat angkut militer taktis dengan mesin turboprop ganda. Pengertian Mesin turboprop adalah jenis mesin turbin yang akan mengendalikan pesawat baling-baling menggunakan gigi reduksi yang umumnya digunakan pada pesawat subsonik kecil, namun beberapa pesawat turboprop telah dilengkapi dengan kecepatan jelajah lebih dari 500 kt (926 km/h, 575 mph).

Airbuss Military (AM) ini sendiri bertempat di Sevilla, Spanyol dahulu bernama CASA (Construcciones Aeronauticas SA), yang merupakan perusahaan baru yang berdiri pada 2009. Perusahaan itu sekarang tergabung dalam EADS (European Aeronautic Defence and Space Company), yang merupakan grup pabrikan pesawat asal Eropa, Airbus.

Sebelumnya sejak tahun 1974, Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang bernama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah bekerjasama dalam membuat pesawat terbang. Namun sekitar tahun 2000 kerjasama ini terhenti ketika pada saat itu IPTN memproduksi pesawat jenis CN 250. Kerjasama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Airbus Military (AM) ini bukan merupakan pekerjaan sub kontrak, tetapi mitra sejajar.

Pesawat Terbang NC 295 ini merupakan pesawat militer angkut dan patroli dengan kapasitas 73 orang. Keunggulan dari N-295 ini adalah biaya operasionalnya yang rendah dibanding jenis pesawat lain di kelasnya. Direncanakan Pesawat ini akan dipasarkan dibeberapa negara Asia seperti Thailand, Vietnam dan Filipina. Untuk Indonesia sendiri, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sedang melakukan pendekatan dengan TNI yang saat ini sedang mencari pengganti pesawat Fokker 27. Diharapkan nantinya Pesawat N-295 dapat menggantikan Pesawat Fokker 27 milik TNI.

C-295 versi pengangkut militer ini dapat mengangkut kapasitas 73 pasukan, 27 brankar, 48 pasukan para, 5 palet ukuran 2,24 x 2,74 meter atau 3 truk militer. Selanjutnya untuk versi patroli kelautan/anti kapal selam serta versi peringatan dini udara dan pengendalian dengan kubah radar 360 derajat. Dengan sejumlah perkuatan struktur, mesin, dan sistem pendaratannya, Pesawat Terbang NC 295 juga bisa diubah menjadi pesawat peringatan dini dan dipasangi radome laiknya EC-3 Sentry atau Hawkeye.

Saat ini sendiri sudah 13 Negara menggunakan yaitu Ceko, Portugal, Spanyol, Finlandia, Aljazair, Chili, Kolombia, Polandia, Brazil, Meksiko, Mesir, Ghana dan Yordania dengan keseluruhan total ada 75 buah. Semoga denganPesawat Terbang NC 295 Industri ini bisa berkembang dan pemerintah senantiasa mendukungnya

N-219



N-219 adalah pesawat multi fungsi bermesin dua yang dirancang olehDirgantara Indonesia dengan tujuan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.
Sebelum memasuki serial production, PT DI terlebih dahulu akan membuat dua unit purwarupa untuk Uji terbang serta satu unit purwarupa untuk tes statis pada tahun 2012. Program pembuatan purwarupa sendiri direncanakan memakan waktu selama dua tahun dengan pengalokasian dana yang dibutuhkan sebesar Rp300 miliar.[1]
N-219 akan melakukan uji terbang di laboratorium uji terowongan angin pada bulan Maret 2010. Pesawat N219 baru akan bisa diserahkan kepada pemesan pertamanya untuk diterbangkan sekitar 2014-2015. N-219 ini merupakan pengembangan dari NC-212 yang sudah diproduksi oleh PT DI dibawah lisensiCASA.


Fitur Utama

  • Fungi: angkut penumpang dan kargo (Multi fungsi, dapat dikonfigurasi ulang)
  • Kapasitas: 19 Penumpang (konfigurasi tiga sejajar)
  • Kinerja lepas landas dan mendarat: jarak pendek/STOL (600 m)[2]
  • Biaya operasional: rendah
  • Mesin: 2 x 850 shp[3]

Kinerja

    Skema.jpg
  • Kecepatan jelajah maksimum: 395 km / jam (213 KTS)
  • Kecepatan jelajah ekonomis: 352 km / jam (190 KTS)
  • Rata rata feri Maksimum: 1580 Nm
  • jarak lepas landas (halangan 35 kaki): 465 m, ISA, SL
  • jarak mendarat (halangan 50 kaki): 510 m, ISA, SL
  • Kecepatan jatuh (stall): 73 KTS
  • Berat lepas landas maksimum (MTOW): 7270 kg (16,000 lbs)
  • Muatan Maksimum: 2500 kg (5511 lb)
  • Tingkat panjat 2300 kaki / menit (semua mesin operasi)
  • Jarak: 600 Nm


















SELENGKAPNYA DI WIKIPEDIA.ORG

CN-235



CN-235 adalah sebuah pesawat angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat ini dirancang bersama antara IPTN Indonesia dan CASASpanyol. Pesawat ini diberi nama sandi Tetuka dan saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasarannya dikelasnya.


Sejarah

N-235 adalah pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan purwarupa milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan purwarupa milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember1983. Produksi di kedua negara di mulai pada tanggal Desember 1986. Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235 Seri 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.


Varian




PT.Dirgantara Indonesia :


  • CN-235-10 :
    Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A
  • CN-235-110 :
    Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam naselkomposit baru ,mempunyai sistem kelistrikan, peringatan dan lingkungan yang lebih maju dibanding seri 100 milik CASA.
  • CN-235-220 :
    Versi Pengembangan. Pembentukan kembali struktur untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan dan penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum (MTOW=Maximum Take Off Weight)
  • CN-235 MPA :
    Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi ( mulai mendekati fase operasional dan hadir dalam singapore airshow 2008 ). Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI AL membeli 3 unit CN-235 MPA sebagai baguian dari rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai tahun 2014. CN-235 MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS Ocean Master Mk II , Penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar warning receiver dan CAE's AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system. Pesawat ini juga akan mengakomodasi Rudal Exocet MBDA AM-39 atau torpedo ringan Raytheon Mk 46.[1]
  • CN235-330 Phoenix :
    Modifikasi dari seri 220, ditawarkan IPTN ( dengan avionik Honeywell baru, EW system ARL-2002 dan 16.800 kg MTOW ) kepadaRoyal Australian Air Force untuk Project Air 5190 tactical airlift requirement, tapi dibatalkan karena masalah keuangan pada tahun 1998

Spesifikasi (CN-235-100/110)


Karakteristik Umum


    EADS CASA CN-235.svg
  • Kru: 2(dua) pilots
  • Kapasitas: sampai 45 penumpang
  • Panjang: 21.40 m (70 ft 3 in)
  • Bentang sayap: 25.81 m (84 ft 8 in)
  • Tinggi: 8.18 m (26 ft 10 in)
  • Area sayap: 59.1 m² (636 ft²)
  • Berat Kosong: 9,800 kg (21,605 lb)
  • Berat Isi: 15,500 kg (16,500 kg Military load) ( lb)
  • Maksimum takeoff: 15,100 kg (33,290 lb)
  • Tenaga Penggerak: 2× General Electric CT79C turboprops, 1,395 kW (1,850 bhp) each

Kemampuan


  • Kecepatan Maksimum: 509 km/j (317 mpj)
  • Jarak: 796 km (496 mil)
  • Ketinggian Maks: m ( ft)
  • Daya Menanjak: 542 m/min (1,780 ft/min)
  • Beban Sayap Maks: kg/m² ( lb/ft²)
  • Power/berat: kW/kg ( hp/lb)

Operator Militer


  • Botswana Air Force
  • Tentera Udara Diraja Brunei (1)
  • Chilean Air Force
  • Colombian Air Force
  • Ecuadorian Air Force
  • French Air Force
  • Gabonese Air Force
  • Irish Air Corps (2 x CN235MP)
  • Tentera Udara Diraja Malaysia (8 x CN235-220)
  • Moroccan Air Force
  • Pakistan Air Force (4 x CN235-220)
  • Panama
  • Papua New Guinea
  • Royal Saudi Air Force
  • South African Air Force
  • South Korean Air Force (20)
  • Thai Air Force (10 dipesan dari IPTN/DI)
  • TNI AU
  • Turkish Air Force
  • UAE Navy
 Amerika Serikat: U.S. Coast Guard sebagai HC-144A untuk program Medium Range Surveillance Maritime Patrol Aircraft (MRSMPA)  

SELENGKAPNYA DI WIKIPEDIA.ORG

N-2130


Pesawat N-2130 adalah pesawat jet komuter berkapasitas 80-130 penumpang rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantaramenunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia.


Sejarah


Pada 10 November 1995, bertepatan dengan terbang perdana N-250, Presiden Soeharto mengumumkan proyek N-2130. Soeharto mengajak rakyat Indonesia untuk menjadikan proyek N-2130 sebagai proyek nasional. N-2130 yang diperkirakan akan menelan dana dua milyar dollar AS itu, tandasnya, akan dibuat secara gotong-royong melalui penjualan dua juta lembar saham dengan harga pecahan 1.000 dollar AS. Untuk itu dibentuklah perusahaan PT Dua Satu Tiga Puluh (PT DSTP) untuk melaksanakan proyek besar ini.
Saat badai krisis moneter 1997 menerpa Indonesia, PT DSTP limbung. Setahun kemudian akibat adanya ketidakstabilan politik dan penyimpangan pendanaan, mayoritas pemegang saham melalui RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) 15 Desember 1998 meminta PT DSTP untuk melikuidasi diri.
Untuk preliminary design pesawat ini, IPTN telah mengeluarkan tenaga, pikiran, dan uang yang tak kecil. Dana yang telah dikeluarkan lebih dari 70 juta dollar AS yang sesuai keputusan RUPSLB, dana bagi ini selanjutnya dianggap sunk-cost.
Seluruh kekayaan perseroan selanjutnya diaudit dimana hasil disampaikan kepada Bapepam tanggal 22 April 1999 dan diumumkan lewat media massa. Pembayaran hasil likuidasi kepada para pemegang sahamnya sendiri kemudian dilakukan bertahap mulai 9 Agustus hingga 15 Oktober 1999.

Spesifikasi Pesawat


Pada saat konsep desain, N-2130 dipertimbangkan untuk 80, 100 atau 130 penumpang. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi canggih advanced fly-by-wire system.
2130-3v.gif
DIMENSI80 pax100 pax130 pax
Sayap:
Luas (m²)
Rentang (m)
Aspect Ratio
Sweepback (0.25°)

102.80
28.95
8.20
24.30

102.80
28.95
8.20
24.30

102.80
28.95
8.20
24.30
Panjang total (m)27.2329.6533.37
Diameter fuselage3.913.913.91
Berat
Berat Take-Off Max. (kg)
Berat Landing Max. (kg)
Beban angkut (Payload) Max. (kg)

43.500
40.000
10.500

49.000
45.000
12.300

55.800
51.000
15.300
Mesin
High By-Pass Ratio Turbofan Engine
Sea Level Static Thrust (kN)

2 x 75

2 x 82


2 x 97.5



SELENGKEPNYA DI WIKIPEDIA.ORG

N-250



Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace),Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kodeCN menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyoldengan IPTN.
bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan
Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.
Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belandadinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.

Performa Pesawat

Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa).



Berat dan Dimensi




  • Rentang Sayap : 28 meter
  • Panjang badan pesawat : 26,30 meter
  • Tinggi : 8,37 meter
  • Berat kosong : 13.665 kg
  • Berat maksimum saat take-off (lepas landas) : 22.000 kg

(Meski mesin N 250 diturunkan kemampuannya, dimensi tidak akan diubah)


Sejarah




Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia, Indonesian Aerospace) pada Paris Air Show 1989. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi fly by wire pertama di dunia dimulai pada tahun 1992.

N-250 rencananya akan dibuat empat pesawat prototipe (prototype aircraft - PA) yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Akan tetapi hanya dibuat 2 pesawat prototip saja menyusul diberhentikannya program pengembangan.
  • PA-1 dengan sandi Gatotkaca, 50 penumpang, terbang perdana (first flight) selama 55 menit pada tanggal 10 Agustus 1995.
  • PA-2 dengan sandi Krincing Wesi, N250-100, 68 penumpang terbang perdana (first flight) pada tanggal 19 Desember 1996.
Saingan pesawat ini adalah ATR 42-500, Fokker F-50 dan Dash 8-300.


SELENGKAPNYA DI WIKIPEDIA.ORG